Komisi II DPRD Purwakarta Terima Audiensi Warga Perum Gandasari Terkait Air PDAM Tak Kunjung Mengalir

Rabu, 24 Mei 2023 07:44
Komisi II DPRD Purwakarta Terima Audiensi Warga Perum Gandasari Terkait Air PDAM Tak Kunjung Mengalir

PURWAKARTA - Komisi II DPRD Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat kembali menerima audiensi warga yang mengeluhkan kelangkaan pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Gapura Tira Rahayu.

Sehari sebelumnya, Senin (22/5/2023) Komisi II DPRD Purwakarta telah menerima audiensi warga Perum Dian Anyar. Kali ini, Selasa (23/5/2023) giliran warga Perumnas Gandasari, Desa Cigelam, Kecamatan Babakan Cikao yang mengadukan sulitnya mendapatkan pasokan air dari Perumdam Gapura Tirta Rahayu.

Ruangan rapat Gabungan Komisi (gabkom) gedung DPRD Purwakarta dilantai II yang berkapasitas 50 tempat duduk tak mampu menampung antusias warga yang turut hadir. Tampak hadir warga yang bukan penduduk Perumnas Ganda Sari juga ikut menyaksikan jalannya audiensi.

Kedatangan warga Perumnas Gandasari diterima oleh Sekretaris Komisi II DPRD Purwakarta, H. Alaikassalam, SH.I (Ketua Fraksi PKB) dan anggota Komisi II lainnya antara lain; Fitri Maryani (F. Gerindra), H. Dedi Sutardi (F. PKS), H. Amas Mastur (F. DPN) dan Agus Sugianto, SE (Ketua Fraksi Berani - gabungan partai Berkarya, PAN dan Hanura).

Selain menerima kehadiran warga Perumnas Gandasari, Komisi II juga mengundang manajemen Perumdam Gapura Tirta Rahayu yang diwakili oleh Dewan Pengawas Perumdam Gapura Tirta Rahayu, Riana beserta sejumlah pejabat setempat dan pengelola Perumnas Gandasari, Agus Widodo.

Dalam rapat tersebut, warga Perumnas Gandasari sempat emosi atas jawaban yang dikemukakan oleh manajemen Perumdam Gapura Tirta Rahayu yang hanya janji melulu tanpa bukti kapan pastinya perbaikan pipa saluran air ketempat mereka selesai diperbaiki sehingga air mengalir normal. Sedangkan suplai air yang dikirim menggunakan tanki sangat tidak mencukupi kebutuhan mereka.

"Kami hanya menerima permintaan maaf dari PDAM atas adanya perbaikan pipa saluran air PDAM. Tapi kebutuhan air kami tak dicukupi, sementara setiap bulan kami tetap bayar abodemen dan bayar meter sedangkan airnya tak ada. Kalau telat bayar kami didenda bahkan diputus saluran. Sedangkan PDAM kalau salah tidak mau memberi kompensasi ke kami. Cacatan meter maen tembak aja oleh petugas meter PDAM,"kata warga Perumnas Gandasari sambil menggebrak meja.  

Emosi warga Perumnas Gandasari semakin tinggi ketika manajemen dari Perumnas Gandasari belum diketahui belum juga menyerahkan aset ke Pemkab Purwakarta sehingga Pemkab Purwakarta tidak bisa serta merta mengambil alih keluhan warga mengingat terbentur regulasi. "Saya sudah tinggal di Perum Gandasari sejak tahun 1997. Sekarang sudah tahun 2023. Alasan yang dikemukakan selalu sama, tapi tanpa ada realisasi,"kata seorang warga Perumnas Gandasari, Heru.

Atas situasi yang sudah mulai memanas, pimpinan rapat Alaikassalam mencoba meredakan emosi warga. "Saya mohon dengan kepada bapak dan ibu, hati boleh panas kepala tetap dingin ya bapak dan ibu. Disini kita berkumpul ingin mencari solusi untuk kebaikan bapak dan ibu saat ini dan kedepan. Kami dari Komisi II akan terus mengawal persoalan ini,"kata Alex-sapaan Ketua Fraksi PKB yang memimpin rapat atas kedatangan warga Perumnas Gandasari, Selasa (23/5/2023)

"Sekarang kita akan mendengarkan dari anggota Komisi II. Silahkan,"kata Alex memberi waktu anggota Komisi II untuk menyampaikan saran dan pendapatnya.

Mendapat kesempatan waktu yang diberikan pimpinan rapat, anggota Komisi II, Fitri Maryani, Agus Sugianto dan H. Amas Mastur langsung tancap gas meminta kepastian apa yang dituntut oleh warga Perumnas Gandasari kepada Manajemen Perumdam Gapura Tirta Rahayu dan kepada pengelola Perumnas Gandasari.

"Tolong bapak dan Ibu dicatat janji dari manajemen Perumdam Gapura Tirta Rahayu dan Perumnas Gandasari yang akan menyelesaikan sampai batas waktu yang telah ditentukan dalam rapat ini. Kita akan kawal bapak dan ibu atas persoalan ini. Kalau mereka (Perumdam Gapura Tirta Rahayu dan Perumnas Gandasari) ingkar janji laporkan ke kami,"tegas Fitri Maryani. (Humas Setwan)